BOMBANANEWS.COM — Gelombang peristiwa yang terjadi belakangan ini kembali memperlihatkan betapa masih banyak ketimpangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebijakan yang diambil pemerintah kerap menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, hingga mendorong lahirnya aksi-aksi unjuk rasa.
Dalam konteks negara demokrasi, hal ini adalah wajar. Aspirasi rakyat adalah tanda kepedulian, dan demonstrasi adalah ruang konstitusional untuk menyampaikan suara.
Namun yang menjadi persoalan, menurut Andi Zulkifli, Koordinator Pengkajian Isu Elemen Mahasiswa Sulawesi Tenggara, gerakan mahasiswa yang lahir dari keresahan murni sering kali dipelintir oleh pihak-pihak tertentu.
Aksi yang semestinya mengusung kepentingan rakyat justru diarahkan menjadi arena konflik, bahkan menabrakkan antara aparat dan masyarakat.
“Kami menilai ada oknum yang dengan sengaja menunggangi momentum ini. Tujuannya bukan lagi memperjuangkan aspirasi rakyat, melainkan menimbulkan perpecahan. Karena itu, kami mengingatkan seluruh elemen agar tidak mudah termakan provokasi,” tegas Andi Zulkifli.
Ia menekankan, mahasiswa dan masyarakat harus bijak menyikapi setiap isu yang beredar. Informasi yang belum jelas kebenarannya jangan ditelan mentah-mentah, melainkan harus diverifikasi terlebih dahulu. Gerakan yang lahir dari emosi sesaat, menurutnya, hanya akan melemahkan tujuan perjuangan itu sendiri.
“Demonstrasi itu harus teratur, terarah, dan membangun. Suara lantang boleh, sikap tegas boleh, tetapi jangan sampai terjebak pada tindakan anarkis. Sebab anarkisme hanya akan melahirkan kerugian dan korban baru,” ujarnya.
Lebih jauh, ia juga meminta pemerintah agar segera mengambil langkah konkret dan ideal demi kepentingan rakyat. Penundaan kebijakan atau sikap yang lamban dalam merespons keresahan publik hanya akan memperkeruh keadaan.
“Kami tidak ingin ada lagi korban yang berjatuhan akibat ulah oknum elit penguasa yang tidak bertanggung jawab. Pemerintah harus hadir dengan solusi yang adil, bukan dengan tindakan represif,” tambahnya.
Andi Zulkifli juga mengingatkan bahwa gerakan mahasiswa harus tetap fokus pada tujuan utama, yakni mengawal kepentingan rakyat dan memperjuangkan keadilan. Karena itu, DPR sebagai lembaga representasi rakyat perlu segera berbenah dan mengembalikan fungsinya sebagai pengawas sekaligus penyambung aspirasi publik.
Hal yang sama juga berlaku bagi birokrasi pemerintah, yang menurutnya harus bersih, transparan, dan benar-benar mengutamakan kepentingan rakyat, bukan sekadar kepentingan elit.
Lebih dari itu, ia juga mengingatkan agar publik tetap jeli dalam mengikuti perkembangan. Jangan sampai peristiwa yang terjadi hanya menjadi bagian dari strategi pengalihan isu, sementara di balik itu ada kepentingan besar yang sengaja dihalalkan. Kesadaran kritis masyarakat harus terus dijaga agar tidak mudah dimanipulasi oleh agenda tersembunyi yang merugikan rakyat.
Sebagai penutup, ia mengajak seluruh elemen masyarakat dan mahasiswa untuk menjaga kesadaran kolektif dalam menyuarakan aspirasi kedepan dan Ia berharap pergerakan mahasiswa kembali pada hakikatnya, yakni memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan tanpa kehilangan martabat kemanusiaan.