Tari Momaani Usulan Dikbud Bombana Ditetapkan Sebagai WBTb oleh Kementerian Kebudayaan

BOMBANANEWS.COM — Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia secara resmi menetapkan Tari Momaani sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penetapan ini menjadi bentuk pengakuan atas kekayaan budaya masyarakat Moronene, yang telah berhasil menjaga kelestarian tradisi leluhur mereka hingga kini.

Dikutip dalam draf naskah usulan objek warisan budaya oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan Bombana melalui Bidang Budaya, Tari Momaani merupakan salah satu ekspresi budaya tertua masyarakat Moronene, yang menggambarkan semangat kepahlawanan dan keberanian para prajurit dalam mempertahankan kehormatan serta tanah kelahiran mereka. Tarian ini awalnya merupakan tarian perang yang dilakukan oleh satu hingga dua orang, bahkan sekelompok penari, yang menampilkan gerakan menyerang dan bertahan dengan tangan kosong maupun senjata tradisional seperti parang (taa) dan tombak (padanga).

Dalam sejarahnya, Tari Momaani menjadi simbol heroisme dan latihan ketangkasan para kesatria Moronene sebelum berperang. Tradisi ini juga berfungsi sebagai bentuk perayaan kemenangan dan penghormatan kepada para leluhur. Pada masa lampau, pertunjukan Momaani dilakukan dengan atribut perang lengkap seperti baju besi, pelindung kepala, dan tameng kinalawa, diiringi tabuhan gendang (ganda) dan gong (tawa-tawa) yang membangkitkan semangat juang.

Bacaan Lainnya

Seiring perkembangan zaman, bentuk penyajian Tari Momaani mengalami penyesuaian. Kini, tari tersebut lebih sering ditampilkan pada acara penyambutan tamu penting, prosesi perkawinan adat Moronene, festival budaya, serta berbagai kegiatan daerah. Kostum penari pun telah disederhanakan, menggantikan pakaian perang dengan busana tradisional berselempang, namun tetap mempertahankan ciri khas gerakan yang menggambarkan kekuatan dan keberanian.

Secara sosial, Tari Momaani memiliki makna yang sangat mendalam bagi masyarakat Moronene. Tarian ini tidak sekadar pertunjukan seni, melainkan cerminan nilai-nilai budaya seperti kerja sama, kebersamaan, tanggung jawab, dan persatuan. Nilai-nilai tersebut memperkuat identitas serta ikatan sosial masyarakat Bombana, sekaligus menjadi sarana pewarisan etika dan norma kehidupan kepada generasi muda.

Selain fungsi sosial, Tari Momaani juga memiliki fungsi adat dan seremonial. Dalam konteks adat, tarian ini kerap ditampilkan untuk mengawal raja atau Mokole, yang mencerminkan status kebangsawanan serta sistem pemerintahan tradisional suku Moronene. Dalam prosesi pernikahan adat, Tari Momaani berperan sebagai pengawal Tinaniwawa (mempelai wanita), simbol perlindungan dan penghormatan terhadap keluarga pengantin.

Lebih dari itu, Tari Momaani juga berfungsi sebagai sarana hiburan rakyat dan integrasi sosial. Tarian ini kerap menjadi daya tarik utama dalam pesta adat dan festival budaya daerah, mempererat kebersamaan antarwarga sekaligus menjadi ruang ekspresi seni masyarakat Bombana. Melalui pertunjukan Momaani, semangat persaudaraan dan kebanggaan terhadap identitas Moronene terus hidup di tengah modernisasi.

Keberadaan Tari Momaani juga memperlihatkan keunikan tradisi tari perang di Indonesia. Sebagaimana daerah lain, masyarakat Moronene memiliki “Momaani” sebagai lambang kegagahan dan semangat juang. Kesamaan tema ini menunjukkan bahwa semangat kepahlawanan adalah bagian penting dari kebudayaan Nusantara.

Dalam upaya pelestariannya, Pemerintah Kabupaten Bombana melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan berbagai langkah strategis. Salah satunya dengan mengusulkan peraturan daerah (Perda) tentang pelindungan kebudayaan, khususnya Tari Momaani, agar memiliki payung hukum yang kuat dalam pelestariannya. Langkah ini menjadi bentuk nyata komitmen daerah terhadap pemajuan kebudayaan lokal.

Di bidang pengembangan dan pembinaan, Tari Momaani mulai diajarkan melalui kegiatan ekstrakurikuler di tingkat SD dan SMP, dengan harapan generasi muda dapat mengenal, mencintai, dan melestarikan seni budaya daerahnya. Selain itu, sanggar-sanggar seni di Bombana juga aktif melatih tarian ini agar terus tampil dalam berbagai ajang festival, baik di tingkat provinsi maupun nasional.

Pemerintah daerah juga berupaya memanfaatkan Tari Momaani sebagai atraksi wisata budaya. Pertunjukan Momaani menjadi bagian dari paket wisata budaya yang dipromosikan untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif lokal (UMKM). Dengan cara ini, pelestarian budaya tidak hanya menjaga identitas daerah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Penetapan Tari Momaani sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Menteri Kebudayaan menjadi penghargaan atas ketekunan masyarakat Moronene dalam menjaga warisan leluhur. Tarian ini menjadi bukti bahwa semangat, nilai, dan kebanggaan terhadap budaya lokal tetap hidup dan relevan hingga kini. Dengan semangat pelestarian dan inovasi, Tari Momaani diharapkan terus menari di panggung kebudayaan Indonesia, menjadi simbol keberanian, persatuan, dan jati diri bangsa. Dalam penetapannya, Dihadiri langsung oleh Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bombana.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *