JAKARTA – Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed secara resmi dilantik sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah oleh Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (21/10). Pengangkatan Abdul Mu’ti mengisi posisi strategis dalam kabinet dengan harapan memperkuat pendidikan di Indonesia.
Abdul Mu’ti bukan sosok baru dalam dunia pendidikan dan organisasi keagamaan. dikutip di laman resmi Muhammadiyah, Ia lahir di Kudus pada 2 September 1968 dan mengawali pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah Manafiul Ulum. Pendidikan menengahnya ditempuh di Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Filial Kudus. Kecintaannya pada ilmu dan pendidikan terus berlanjut hingga ke perguruan tinggi.
Gelar sarjana (S-1) Abdul Mu’ti diperoleh dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang pada 1991. Ia kemudian melanjutkan studi S-2 di School of Education, Flinders University, Australia, dan memperdalam ilmu di bidang governance dan syariah melalui kursus singkat di University of Birmingham, Inggris, pada 2005. Pendidikan doktoral diselesaikannya di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, pada 2008.
Selain aktif sebagai akademisi, Abdul Mu’ti juga mengajar di IAIN Walisongo sejak 1993. Di tingkat internasional, ia dipercaya sebagai salah satu penasihat di The British Council, London, sejak 2006. Prestasinya ini semakin menegaskan kapasitasnya di bidang pendidikan dan kolaborasi internasional.
Karier Abdul Mu’ti di Muhammadiyah dimulai sejak 1994. Ia aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang IMM Semarang serta Ketua Dewan Pimpinan Daerah IMM Jawa Tengah. Setelah menuntaskan studinya di Australia, Mu’ti memimpin Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah dan kemudian menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (2002-2006).
Jabatan penting lain yang diemban Abdul Mu’ti di Muhammadiyah adalah Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah (2005-2010) dan Sekretaris PP Muhammadiyah (2010-2015). Puncaknya, ia dipercaya sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah periode 2015-2027, menunjukkan kepercayaan besar dari organisasi ini.
Di luar Muhammadiyah, Abdul Mu’ti turut aktif sebagai Direktur Eksekutif Centre for Dialog and Cooperation among Civilisation (CDCC) dan menjadi orang Asia pertama yang memimpin organisasi tersebut. Ia juga berperan sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Mu’ti dikenal sebagai tokoh yang berperan aktif dalam kampanye perdamaian dunia. Pada 2007, ia menjadi delegasi Indonesia untuk kampanye perdamaian di Amerika Serikat dan ikut membentuk Indonesia-United Kingdom Islamic Advisory Group (IUIAG). Ini memperlihatkan komitmennya dalam membangun dialog lintas agama dan budaya.
Prestasi internasional Abdul Mu’ti tidak berhenti di situ. Ia menjadi alumni pertama program Indonesia-Australia Young Muslim Leaders Exchange Program pada 2002 dan mengikuti International Visitor Leadership Program di Amerika Serikat. Atas kontribusinya, ia meraih Australian Alumni Award kategori Inspiration Award pada 2008.
Di bidang akademik, Abdul Mu’ti dikenal sebagai penulis produktif. Beberapa karyanya antara lain Deformalisasi Islam: Moderasi Beragama di Tengah Pluralitas (2004) dan Kristen Muhammadiyah: Konvergensi Muslim dan Kristen dalam Pendidikan (2009). Karya-karyanya banyak mengangkat tema dialog dan moderasi dalam keberagaman.
Pada 2 September 2020, Abdul Mu’ti resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar di bidang Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pengukuhan ini semakin memperkuat posisinya sebagai figur penting dalam pendidikan nasional dan pengembangan pemikiran keagamaan moderat.
Dengan rekam jejak panjang di dunia pendidikan dan pengalaman dalam organisasi, Abdul Mu’ti diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam pendidikan dasar dan menengah. Fokusnya pada moderasi dan dialog diharapkan memperkuat kurikulum pendidikan nasional yang inklusif dan berorientasi pada kebhinekaan.
Penunjukan Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan langkah strategis pemerintah. Sosoknya yang memiliki pengalaman akademis, internasional, dan organisasi diyakini mampu memperkuat fondasi pendidikan Indonesia menuju era yang lebih progresif dan berdaya saing global.