BOMBANANEWS.COM, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor : 800.49.1/184/2024 Tertanggal 29 April 2024, Perihal Permintaan Data Calon Penerima Penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi di Bidang Pendidikan di seluruh Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara.
Atas dasar permintaan usulan tersebut, Kabupaten Bombana melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bombana mengusulkan wanita bernama Yusni Sekar Sari, S.Pd.
Yusni Sekar Sari kelahiran Pulau Sagori, 20 Juli 1995 ini dedikasikan dirinya sebagai Guru Honorer SDN 114 Sikeli, Sebuah sekolah yang terletak di Pulau Kecil di Kelurahan Sikeli Kecamatab Kabaena Barat Kab. Bombana.
Dikutip dalam Dokumen DP3A Bombana, Yusnita telah Dua kali mencoba mendaftar sebagai
calon P3K, namun masih gagal. Kegagalannya tidak membuatnya patah semangat. Ia masih tetap memilih bertahan menjadi guru di Pulau Sagori, Tempat yang dihuni oleh Etnik Bajo.
“Dua kali saya mencoba mendaftar sebagai calon P3K, namun masih gagal, akan tetapi hal tidak membuat saya patah semangat Apa yang menjadi motivasi saya? dorongan terkuat sehingga tetap bertahan menjadi guru di pulau ini adalah sebagai sesama etnis Bajo saya tidak mau melihat anak-anak terpuruk dalam hal pendidikannya,” Kata Yusnita, Dikutip dalam Dokumen DP3A Bombana.
Panggilan jiwa untuk terus berbuat yang terbaik untuk masa depan anak-anak di Pulau Sagori, Yusnita amat berbangga hati karena Ia juga dikeruniai dan mendapatkan pendamping hidup yang selalu setia dan tidak bosan memotivasinya dalam menjalani tugas saya sebagai seorang guru.
Walaupun Ia menyadari bahwa pekerjaannya jauh lebih berat yakni sebagai seorang nelayan yang penghasilannya pas-pasan bergantung dari keadaan cuaca. Menjadis eorang guru di pulau ini tidaklah mudah karenak arakter Etnis Bajo sangat berbeda dengan Etnis lainnya.
Tidak sedikit tantangan yang Ia kerap temui. Sebut saja, pada awal saya bertugas karena faktor pengalaman yang belum dimilikinya membuatnya harus menggunakan banyak waktu untuk beradaptasi dengan cara menghadapi dan mengajar anak-anak.
Namun seiring berjalannya waktu, dengan kebiasaan berkolaborasi dengan teman-teman gurunya, kesulitan-kesulitan yang kerap dialami dalam mengajar dapat teratasi.