RUMBIA, BOMBANANEWS.COM – Tim Pengendali Inflasi Daerah Kabupaten Bombana menggelar rapat koordinasi guna membahas langkah konkret pengendalian inflasi di daerah. Kata Sofian Baco, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bombana, Tim TPID telah mendeteksi penyebab terjadinya inflasi. Penyumbang utama andil inflasi untuk bulan Desember tahun 2023 adalah inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Pada bulan Desember tahun 2023, beras masih mengalami inflasi sebesar 0,48%, dan harga telur ayam beras sampai mi ggu ke-4 Desember 2023 mencapai 0,42% secara nasional. Untuk inflasi tingkat provinsi Sultra mencapai 2,58% dan masih masuk dalam kategori sedang. Penyebab inflasi lainnya adalah dampak El-Nino yang menyebabkan mundurnya musim tanam yang berpotensi menurunkan produksi pangan. Upaya yang akan dilakukan adalah melaksanakan upaya-upaya dinas untuk mengantisipasi gerakan tanam.
Pada rapat koordinasi kali ini, dibahas kondisi cuaca dan proyeksi kedepan. Meskipun El-Nino masih terjadi, dampaknya tidak separah pada bulan Juni hingga Oktober 2023. Saat ini, separuh wilayah Indonesia sudah masuk musim penghujan, dan puncak curah hujan diproyeksikan terjadi pada bulan Juni tahun 2024.
Akibat cuaca, musim tanam dan panen menurun, diperkirakan puncak panen terjadi pada bulan April-Mei 2024. Berjaga-jaga terhadap risiko panen pada saat curah hujan tinggi.
“Kesimpulan pada rakor hari ini adalah untuk mengecek berapa stok dan berapa kebutuhan yang diperlukan, mengkoordinasikan bagaimana cara tim membantu daerah-daerah yang dalam keadaan defisit. Khususnya pada komoditas bawang yang sangat tergantung pada impor, olehnya semua itu memerlukan keseriusan dalam penyebaran apakah benar yang diimpor sudah sampai ke tempat yang tepat, dan jika tidak sesuai harapan, berarti terjadi penimbunan. Selanjutnya, perlunya koordinasi pada dinas terkait untuk mengecek daerah-daerah yang surplus agar dapat bekerjasama dengan daerah yang mengalami inflasi. Dibutuhkan pendampingan serius dalam penanganan inflas,” Pungkasnya.