Kampanye dan Advokasi Perubahan Perilaku Menuju Bombana Bebas Stunting dan Pernikahan Dini Digelar di Kecamatan Kabaena Timur

Kampanye dan Advokasi Perubahan Perilaku Menuju Bombana Bebas Stunting dan Pernikahan Dini Digelar di Kecamatan Kabaena Timur

BOMBANANEWS.COM-Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Bombana menggelar kampanye dan advokasi perubahan perilaku menuju Bombana bebas stunting di Kecamatan Kabaena Timur, Kamis (1/8/2024).

Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk para ibu hamil, kader posyandu, dan tokoh masyarakat setempat, yang berperan penting dalam upaya percepatan penurunan stunting. Kehadiran berbagai kalangan menunjukkan komitmen bersama untuk mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan di Bombana.

Kampanye ini merupakan bagian dari upaya DP3A untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting. Edukasi mengenai perilaku sehat dan pola asuh yang tepat, dengan fokus pada pemenuhan gizi dan kesehatan anak pada 1000 hari pertama kehidupan, menjadi inti dari kegiatan ini. Informasi ini sangat penting mengingat masa-masa awal kehidupan anak adalah periode krusial untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal.

Dalam sambutannya, Kepala DP3A Bombana, Drs Abdul Rahman, menekankan bahwa stunting adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan kerja sama dari berbagai pihak. “Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah masa depan bangsa. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari semua elemen masyarakat untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Bombana,” ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan urgensi dan pentingnya tindakan kolektif dalam mengatasi stunting.

Bacaan Lainnya

Abdul Rahman juga menjelaskan enam perilaku utama yang harus diterapkan untuk mencegah stunting. Perilaku tersebut meliputi ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah (TTD), mengikuti kelas ibu hamil, memberikan makan bayi dan anak (PMBA) yang sesuai, mengunjungi posyandu sebulan sekali, menggunakan jamban sehat, dan mencuci tangan pakai sabun (CPTS). Strategi ini dirancang untuk memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan lingkungan yang sehat, yang esensial untuk mencegah stunting.

Kampanye ini juga diisi dengan berbagai kegiatan edukatif dan interaktif, seperti penyuluhan, diskusi kelompok, dan pembagian leaflet informasi. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi, menunjukkan kesadaran yang tinggi akan pentingnya mencegah stunting. Interaksi aktif dari peserta mencerminkan keberhasilan penyelenggara dalam menyampaikan pesan-pesan penting dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

Selain fokus pada stunting, kampanye ini juga tidak luput pada masalah pernikahan dini yang masih menjadi tantangan di Bombana. Pernikahan dini seringkali berkontribusi pada tingginya angka stunting karena ibu yang terlalu muda belum siap secara fisik dan mental untuk mengasuh anak dengan baik. Oleh karena itu, advokasi untuk menunda usia pernikahan juga menjadi bagian penting dari kampanye ini.

Dampak pernikahan dini sangat signifikan terhadap kesehatan ibu dan anak. Pernikahan dini sering kali menyebabkan kehamilan pada usia yang terlalu muda, di mana tubuh ibu belum sepenuhnya siap untuk proses kehamilan dan persalinan. Hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah, yang merupakan faktor-faktor risiko utama stunting pada anak. Selain itu, pernikahan dini juga sering kali mengakibatkan putus sekolah bagi perempuan, mengurangi peluang mereka untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan keluarga di masa depan.

Kampanye dan advokasi perubahan perilaku ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak komunitas di Bombana. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan peningkatan kesadaran masyarakat, harapannya angka stunting dan pernikahan dini di Bombana dapat terus menurun, membawa masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak di Bombana.

Pos terkait