BOMBANANEWS.COM – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Bombana turut andil dalam menyukseskan program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Bombana, Burhanuddin dan Ahmad Yani. Program tersebut diwujudkan melalui kegiatan utama yakni Festival Anak Shaleh/Shalehah tingkat kabupaten yang melibatkan seluruh kecamatan di wilayah Bombana.
Festival Anak Shaleh dan Shalehah tingkat Kabupaten Bombana Tahun 2025 digelar meriah pada 19 hingga 21 Mei 2025. Acara ini melombakan tujuh cabang kompetisi, di antaranya adzan, hafalan Al-Qur’an (Hafidz/Hafidzah), tilawah Al-Qur’an, dan lomba dakwah bertema kasih sayang terhadap anak shaleh/shalihah. Sebanyak 154 peserta dari 22 kecamatan turut berpartisipasi, menjadikan kegiatan ini sebagai ajang positif untuk menumbuhkan nilai-nilai religius sejak dini.
DP3A Bombana secara aktif berpartisipasi dalam festival ini dengan menyelenggarakan lomba dakwah bertema “Sayang Anak Shaleh/Shalehah”, yang mengangkat isu penting yaitu pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Kegiatan ini menjadi media edukatif dalam menyuarakan perlindungan anak melalui pendekatan agama dan budaya lokal yang kuat.
Dalam pernyataannya, Bupati Bombana Burhanuddin menegaskan bahwa tanggal 20 Februari 2025 menjadi titik awal pengabdian dirinya bersama Wakil Bupati Ahmad Yani dalam memimpin Kabupaten Bombana untuk periode 2025–2030. Selama 100 hari kerja pertama, pasangan pemimpin ini fokus menunjukkan kinerja nyata yang berlandaskan prinsip pemerintahan yang bersih, efisien, dan inklusif.
Burhanuddin menambahkan bahwa keberhasilan dalam 100 hari kerja ini merupakan hasil sinergi dan kolaborasi dari seluruh jajaran pemerintahan mulai dari tingkat desa, kelurahan, kecamatan, kepala OPD, hingga dukungan dari FORKOPIMDA serta masyarakat luas.
“Inilah kerja keras kita semua demi Wonua Bombana dalam membangun masa depan yang lebih baik,” tegasnya.
Melalui kegiatan Safari Ramadan dan Festival Anak Shaleh/Shalehah ini, Pemerintah Kabupaten Bombana menunjukkan komitmennya dalam membangun masyarakat religius, ramah anak, dan inklusif sebagai fondasi utama menuju kemajuan daerah secara berkelanjutan.
