BombanaNews.com-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana mendapat apresiasi atas beberapa tahun terakhir berhasil memberikan perhatian pada kearifan lokal dan budaya yang tersimpan di Kabupaten Bombana.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bombana, Man Arfa dalam sesi acara pentas revitalisasi sastra lisan di Aula Tanduale menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan khususnya melalui Bidang Kebudayaan menginiasi program yang bertujuan untuk melestarikan budaya didaerah seperti menelisik dan mendalami objek-objek yang diduga sebagai cagar budaya atau memiliki hubungan erat dengan peradaban manusia masa lampau. Alhasil, beberapa objek telah ditetapkan sebagai cagar budaya seperti benteng, goa hingga makan tua para pahlawan.
“Saya Apresiasi kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan khususnya Bidang Kebudayaan karena beberapa tahun terakhirnya telah nampak programnya dengan berupaya mencari objek-objek dugaan cagar budaya kemudian ditetapkan sebagai cagar budaya bersama Tim Ahli Cagar Budaya Bombana yang telah dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Bombana. Hal seperti ini jangan dihentikan agar bukti-bukti sejarah yang masih ada bisa menjadi bahan pembelajran disekolah sehingga sejarah dan nilai budaya dipahami sejak dini oleh siswa-siswa,” kata Man Arfa, Sekda Bombana.
Selain melakukan deteksi terhadap objek cagar budaya, Dinas Pendidikan juga diminta untuk menindaklanjuti aksi revitalisasi sastra lisan bahasa Moronene sebagai kearifan lokal Wonua Bombana.
“Kegiatan Revitalisasi sastra lisan yang telah dimulai oleh Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara jangan berhenti disini saja, Dinas Pendidikan harus kembangkan revitalisasi sastra lisan bahasa Moronene sebagai kearifan dan budaya khas Wonua Bombana untuk menyelamatkan bahasa ibu kita karena lambat laun secara perlahan bakal terkikis oleh perkembangan dunia. Kalau diajarkan sejak dini, Maka siswa akan mendaptkan tiga manfaatnya yakni mengetahui nilai budaya, nilai pendidikan dan nilai etika,” Jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bombana, Andi Muh Arsyad dalam wawancaranya membenarkan dampak negatof terhadap bahasa moronene yang terancam punah apabila tidak dikembangkan melalui lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, Rabu (29 Agustus 2023).
“Memang betul apa disampaikan oleh Kepala Kantor Bahasa Provinsi Sultra dan Pak Sekda bahasa bahasa Moronene bisa saja teracanam punah jika kita tidak melakukan upaya revitalisasi sastra lisan yang masih bisa ditemukan untuk diselamatkan dan dikembangkan. terbukti bahwa saat ini orang tua siswa menyapa anaknya dengan dengan bahasa daerah tapi anaknya menjawab sudah pakai bahasa indonesia atau bahasa lain yang didapatkan akibat penggunaan teknologi secara bebas. Tentunya mulai saat ini kami akan mengawal dan menyusun regulasinya supaya menjadi prioritas kita di Bidang Kebudayaan,” Pungkasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan Dikbud Bombana, Hj Kamalia Kadir S.Pd.,M.AP juga menerangkan bahwa selama ini telah melalukan program pengembangan budaya dengan melibatkan peserta didik diberbagai jenjang pendidikan.
“Kami punya program kegiatan budaya selama ini yang melibatkan peserta didik baik Sekolah Dasar maupun SMP. Namanya kegaiatn Temu Budaya dengan menampilkan beragam tarian dan cerita rakyat,” Singkatnya.
Penulis : HIR