BOMBANANEWS.COM – Wakil Bupati Bombana, Ahmad Yani, S.Pd., M.Si., menyerukan kepada Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga untuk lebih serius dalam melestarikan warisan budaya lokal, khususnya motif-motif tradisional Moronene yang selama ini belum tersentuh.
Seruan ini disampaikan saat membuka Seminar Pendidikan Indonesia Moronene bertema “Adaptasi Pendidikan Ramah Lingkungan untuk Masa Depan yang Berkelanjutan,” Kamis (8/5/2025), di Aula Tanduale, Kantor Bupati Bombana.
Dalam sambutannya, Ahmad Yani menegaskan pentingnya pelestarian ukiran, motif, dan corak tradisional yang merupakan warisan leluhur masyarakat Moronene. Ia menyebutkan bahwa hampir seratus motif peninggalan pendahulu belum mendapatkan pengakuan hak kekayaan intelektual (HAKI) maupun pengkajian ilmiah yang memadai.
“Kita memiliki kekayaan budaya luar biasa, namun banyak dari ukiran peninggalan leluhur kita yang belum terdata secara resmi. Jadi Buk Anisa, Kepala Dinas Pariwisata Bombana harus pikirkan ini, Dengan cepat lakukan pencarian, pendataan dan pendelitian secara akademis agar bisa diselamatkan,” ujarnya.
Ahmad Yani juga mengungkapkan bahwa beberapa motif Moronene memiliki kemiripan dengan motif dari daerah lain di Indonesia, bahkan dari luar negeri.
Ia menyebutkan adanya kesamaan dengan ukiran di Sumatera, Luwu, Malili, hingga bentuk rumah adat yang menyerupai arsitektur di Taiwan.
Menurutnya, penggalian kembali warisan budaya ini tidak hanya penting untuk identitas daerah, tetapi juga sebagai aset budaya nasional.
“Sudah saatnya kita berpikir lebih jauh. Jangan sampai warisan leluhur kita hilang tanpa sempat kita kenali dan hargai. Ini bisa menjadi bagian dari kekayaan budaya nasional yang diakui dunia,” tambahnya.
Ahmad Yani menutup sambutannya dengan harapan agar seminar ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi menjadi awal dari gerakan nyata dalam pelestarian budaya Moronene. Ia mengajak semua pihak, termasuk akademisi, budayawan, dan masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam upaya pelestarian budaya Moronene.